22 Maret semenjak
pada tahun 1993 sudah menjadi hari ketetapan PBB bahwa pada tanggal tersebut
adalah peringatan Hari Air Sedunia [ World Water Day ].
Peringatan
hari air sedunia di tetapkan karena betapa parahnya kerusakan alam yang ada
sekarang ini. Mengikuti perkembangan zaman, alam semakin terkucilkan
kelestariannya, dan tentu tidak terlepas dari sumber kehidupan mutlak di muka
bumi, yaitu air.Kedudukan air yang serba guna, dan dibutuhkan oleh makhluk
bumi, memberikan beberapa pemikiran. Untuk apa? dan Bagaimana?
Untuk
apa?
Air merupakan
substansi kimia dari Hidrogen dan Oxygen. Seperti yang kita ketahui,
tubuh manusia membutuhkan air untuk bermetabolisme, tumbuhan membutuhkan air untuk
fotosintesis dan respirasi.Jika kita menelaah dan menganalisis sejauh mana
pentingnya air bagi kehidupan makhluk dibumi, maka akan ada kaitannya dengan
rantai makanan, sebagai siklus organisasi kehidupan alam.
Tumbuhan
melakukan fotosintesis dan respirasi karena adanya air yang menyuplai
prosesnya. Sedangkan kedudukan tumbuhan disini adalah sebagai produsen atau
pemilik tahta rantai makanan paling pokok. Ingat kan pelajaran biologi waktu
kelas SD? Manusia sebagai penguasa rantai makanan ( omnifora ), membutuhkan
makhluk hidup lain di bumi ini untuk bertahan hidup. Tanpa adanya makanan
ataupun suplai kehidupan, maka kematian akan mengancam manusia termasuk makhluk
hidup lainnya, karena semua efek tersebut akan berdampak pula kepada yang
lainnya ( domino effect ).
Coba
mari kita renungkan, siapa sih yang paling pintar makhluk di muka bumi?, yang
bisa lapar, bisa berpikir, punya hati, dan diberikan akal serta nafsu? tak lain
adalah manusia !. Pemanasan global, banjir, kekeringan, kelaparan adalah
gambaran menyedihkan tentang sisi lain kehidupan manusia yang harus diperbaiki.
Al Gore mengatakan "apa yang kita
lakukan sekarang akan berdampak 20 tahun mendatang". Hal
ini memperkuat bahwa kewajiban manusia adalah untuk melestarikan alam. Jika
tidak, maka efek domino nanti akan berkepanjangan dan susah untuk diputuskan
dari lingkaran "setan" yang merupakan perputaran siklus kehidupan.
Yang
menjadi PR terbesar manusia adalah memperbaiki kualitas hidup dimulai dari
sekarang, karena dengan kualitas hidup yang baik, persoalan seperti air sebagai
salah satu sumber kehidupan di dunia akan segera dituntaskan.
Bagaimana
?
Perubahan
paradigma yang menjadi pokok gagasan , merupakan langkah awal terjadinya
perubahan. Tanpa adanya pemikiran yang rasional, manusia tidak dapat
mengembangkan serta memikirkan bagaimana dampak selanjutnya.
Di
Deen Hagg pada Forum Air Dunia [ World Water Forum ] menyebutkan bahwa
Indonesia akan mengalami kekeringan dan kesulitan air di tahun 2025 nanti. Ini
merupakan gambaran yang patut kita pikirkan. Indonesia merupakan negara
Archipelago yang lautan lebih besar dari pada daratan. Apakah tidak tragis ?
Jika Indonesia merupakan negara
dengan sumber daya alam yang begitu melimpah, tak semestinya kekeringan melanda
negeri ini. Coba diuntai kembali fakta - fakta yang ada.
Daerah
gunung kidul ( yogyakarta ) misalnya, contoh daerah tersebut merupakan daerah
penduduk yang minim fasilitas air bersih. Masyarakat harus mencari air untuk
kebutuhan hidup sehari - hari dengan menempuh jarak berkilometer. Tidak hanya
itu, kurangnya kesadaran masyarakat yang masih memanfaatkan air bawah permukaan
( groundwater ) dengan menggunakan pompa , dan tidak memikirkan dampak secara
berkepanjangan. Karena efek yang timbul adalah menurunnya tinggi permukaan air
bawah permukaan dan intrusi air laut.
Setiap
pemanfaatan air harus diimbangi dengan upaya konservasi sumber daya air, tidak
lagi melakukan eksploitasi, tetapi berorientasi untuk kelangsungan ketersediaan
stok air bagi masa depan. Inilah pentingnya peringatan hari air sedunia, dimana
setiap orang akan memikirkan kembali apa yang mereka lakukan sekarang akan
berdampak ke masa depan.
0 komentar:
Posting Komentar